banner 468x60

Pada tahun 2025, dunia dikejutkan dengan terbentuknya sebuah aliansi politik baru yang melibatkan negara-negara dari dua benua besar: Asia dan Afrika. Di tengah ketegangan geopolitik antara kekuatan lama seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok, aliansi ini hadir sebagai kekuatan baru yang menawarkan pendekatan multipolar terhadap isu-isu global.

Aliansi ini terdiri dari 25 negara dari kedua benua yang sebelumnya sering dianggap sebagai “penonton” dalam panggung global. Namun kini, dengan inisiatif kolektif yang disebut Konferensi Asia-Afrika Baru (KAA Baru), negara-negara tersebut menegaskan tekad mereka untuk memimpin secara aktif dalam menentukan arah baru tatanan dunia.

banner 336x280

Latar Belakang Terbentuknya Aliansi

Sejak awal dekade 2020-an, banyak negara Asia dan Afrika mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan, dibarengi dengan semakin matangnya sistem politik dan kesadaran geopolitik. Ketimpangan global serta dominasi negara adidaya mendorong mereka mencari jalur kolaborasi yang lebih adil dan saling menguntungkan.

Inspirasi dari Konferensi Asia-Afrika Bandung 1955 turut menjadi semangat ideologis dari pergerakan ini. Kini, lebih dari 70 tahun kemudian, sejarah seakan berulang, namun dengan pendekatan dan tujuan yang lebih konkret: pembentukan blok diplomatik dan ekonomi strategis.


Agenda dan Tujuan Utama Aliansi

Aliansi Asia-Afrika ini memiliki beberapa tujuan strategis yang mencerminkan kepentingan bersama, di antaranya:

  1. Menyeimbangkan kekuatan geopolitik global
    Negara-negara anggota berkomitmen untuk mengurangi dominasi negara adidaya atas kebijakan internasional.

  2. Pembangunan bersama melalui investasi lintas benua
    Fokus pada pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan teknologi melalui skema investasi antar negara anggota.

  3. Ketahanan pangan dan energi
    Aliansi ini membentuk dewan khusus untuk mengembangkan ketahanan pangan dan energi yang berkelanjutan bagi negara-negara berkembang.

  4. Pemberdayaan diplomasi selatan-selatan
    Menggalakkan pertukaran budaya, pendidikan, dan sains antar negara-negara selatan dunia.


Negara-Negara Pendiri dan Pemimpin Kunci

Beberapa negara yang tercatat sebagai pelopor dalam aliansi ini antara lain:

  • Indonesia – sebagai negara pemrakarsa dari Konferensi Bandung 1955 dan pemimpin netral.

  • Nigeria – kekuatan ekonomi terbesar di Afrika Barat.

  • India – raksasa Asia Selatan dengan pengaruh diplomatik luas.

  • Mesir – poros penting dalam geopolitik Timur Tengah dan Afrika Utara.

  • Vietnam dan Kenya – mewakili kawasan ASEAN dan Afrika Timur.

Pertemuan puncak pertama berlangsung di Nairobi, Kenya, pada awal 2025, menghasilkan Deklarasi Nairobi, yang menjadi dasar hukum dan diplomatik aliansi ini.


Dampak Ekonomi dan Politik Global

Blok ini bukan hanya simbol politik, melainkan juga kekuatan ekonomi baru. Dengan gabungan populasi lebih dari 3 miliar jiwa dan PDB kolektif yang terus tumbuh, aliansi Asia-Afrika ini mulai dipandang sebagai tandingan nyata terhadap G7 dan BRICS.

Investor global mulai melirik kawasan-kawasan ini sebagai alternatif strategis. Proyek konektivitas seperti jalur perdagangan lintas benua, teknologi berbasis blockchain untuk pembayaran antarnegara, serta pengembangan energi hijau menjadi titik fokus utama.


Tantangan dan Kritik

Meski menjanjikan, aliansi ini tak lepas dari tantangan:

  • Perbedaan sistem politik dan ideologi antarnegara

  • Ketimpangan infrastruktur dan ekonomi antar anggota

  • Tekanan diplomatik dari negara-negara Barat

Namun demikian, semangat kolaboratif dan komitmen terhadap prinsip kesetaraan menjadi fondasi utama untuk menjaga keberlanjutan aliansi ini.


Prediksi Masa Depan

Pakar hubungan internasional memperkirakan bahwa aliansi ini akan berkembang menjadi forum tetap layaknya ASEAN atau Uni Afrika. Tidak hanya sebagai perlawanan terhadap dominasi geopolitik lama, tetapi juga sebagai perwujudan dunia multipolar yang lebih adil dan inklusif.

Beberapa pengamat juga menyebutkan bahwa aliansi ini bisa menjadi katalis dalam mendorong reformasi PBB, terutama Dewan Keamanan yang selama ini dinilai kurang representatif terhadap negara berkembang.


Kesimpulan

Tahun 2025 menandai babak baru dalam sejarah politik internasional. Aliansi politik Asia-Afrika menunjukkan bahwa negara-negara berkembang tak lagi pasif, melainkan siap mengambil peran aktif dalam membentuk dunia yang lebih seimbang dan berkeadilan.

Kehadiran aliansi ini memberi harapan baru dan membuka babak baru dalam diplomasi global. Dunia kini menyaksikan lahirnya kekuatan baru dari Selatan yang siap menyuarakan perubahan.

Jangan lupa baca artikel viral lainya.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *