Gempa Bermagnitudo 6,7 Guncang Sulawesi Utara, Warga Panik

banner 468x60

Gempa Bumi Bermagnitudo 6,7 Guncang Wilayah Sulawesi Utara, Warga Panik dan Berhamburan

Manado, 28 Oktober 2025 — Sebuah gempa bumi Sulawesi Utara dengan kekuatan magnitudo 6,7 mengguncang wilayah tersebut pada Selasa pagi pukul 07.42 WITA. Getaran terasa kuat di beberapa daerah seperti Manado, Bitung, dan Minahasa Utara, membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

Menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di laut sekitar 78 kilometer tenggara Melonguane, Kepulauan Talaud, dengan kedalaman 25 kilometer. Meski tergolong gempa dangkal, BMKG memastikan bahwa gempa bumi Sulawesi Utara kali ini tidak berpotensi tsunami.

banner 336x280

Namun demikian, getaran kuat dirasakan hingga radius ratusan kilometer, menyebabkan kepanikan di sejumlah kota. Banyak warga melaporkan barang-barang di rumah mereka berjatuhan, kaca jendela bergetar keras, bahkan sebagian tembok mengalami retakan.


Detik-Detik Terjadinya Gempa

Beberapa saksi mata menceritakan momen ketika gempa terjadi. Rina (34), warga Kecamatan Wenang, Manado, mengatakan bahwa getaran terasa selama sekitar 15 detik.

“Awalnya seperti suara gemuruh dari bawah tanah, lalu tiba-tiba semua bergoyang. Saya langsung lari keluar rumah bersama anak-anak,” ujarnya sambil menenangkan diri di halaman.

Hal serupa juga dialami warga di Kota Bitung. Seorang nelayan bernama Yohanes (42) yang sedang bersiap melaut mengatakan kapal-kapal di dermaga sempat bergoyang hebat.

“Air laut terlihat beriak tinggi, kami pikir akan ada tsunami. Semua orang berteriak dan menjauh dari pantai,” katanya.

Situasi panik sempat melanda beberapa sekolah dan kantor pemerintahan. Aktivitas belajar mengajar dihentikan sementara, dan para pegawai diarahkan untuk berkumpul di area terbuka.


Respons Cepat dari BMKG dan Pemerintah Daerah

Tak lama setelah gempa terjadi, BMKG mengeluarkan laporan resmi melalui aplikasi dan media sosial. Dalam rilisnya, BMKG menyebut bahwa gempa bumi Sulawesi Utara kali ini merupakan jenis gempa tektonik akibat aktivitas sesar aktif di zona Laut Maluku Utara.

“Gempa ini merupakan bagian dari aktivitas tektonik yang cukup kompleks di wilayah pertemuan tiga lempeng besar, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Filipina,” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara langsung mengaktifkan posko tanggap darurat di Kantor BPBD. Tim gabungan dari TNI, Polri, dan relawan dikerahkan untuk memantau dampak di wilayah-wilayah terdampak paling parah seperti Melonguane, Sangihe, dan Bitung.

Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan waspada terhadap gempa susulan.

“Kami minta masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi hoaks terkait potensi tsunami. Semua informasi resmi akan kami sampaikan melalui kanal pemerintah dan BMKG,” tegasnya.


Dampak di Lapangan dan Kerusakan Infrastruktur

Laporan sementara dari BPBD Sulawesi Utara mencatat sejumlah bangunan mengalami kerusakan ringan hingga sedang. Beberapa rumah warga di Kabupaten Kepulauan Sangihe mengalami retakan pada dinding dan atap, sementara satu jembatan penghubung di Kecamatan Tabukan Selatan sempat mengalami pergeseran struktur.

Di Manado, sejumlah gedung perkantoran mengalami keretakan pada plafon dan kaca jendela pecah. Meski demikian, hingga berita ini diturunkan belum ada laporan korban jiwa.

Di sisi lain, layanan listrik di beberapa wilayah sempat padam selama kurang lebih 30 menit akibat sistem otomatis pemutus aliran di pembangkit Amurang yang aktif untuk mencegah gangguan jaringan. Petugas PLN berhasil memulihkan suplai listrik secara bertahap sejak pukul 08.15 WITA.


Kesiapsiagaan dan Pelajaran dari Gempa Kali Ini

Kejadian gempa bumi Sulawesi Utara ini kembali menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam. Indonesia termasuk wilayah yang rawan gempa karena berada di pertemuan tiga lempeng besar dunia.

Pakar geologi dari Universitas Sam Ratulangi, Dr. Andi Supit, mengatakan bahwa wilayah pesisir utara Sulawesi memang sering mengalami aktivitas seismik tinggi.

“Kondisi geografis Laut Maluku membuat daerah ini rawan gempa dengan magnitudo di atas 6. Penduduk harus lebih paham langkah mitigasi, seperti membuat bangunan tahan gempa dan rutin mengikuti simulasi evakuasi,” jelasnya.

BMKG mencatat, sepanjang tahun 2025 sudah terjadi lebih dari 3.200 kali gempa di seluruh Indonesia, di mana sekitar 120 di antaranya terasa oleh masyarakat, termasuk gempa besar di Sulawesi Utara kali ini.


Reaksi Warga di Media Sosial

Tagar #GempaSulut dan #GempaManado langsung menjadi trending topic di media sosial X (Twitter) dan Instagram. Banyak warga membagikan video amatir detik-detik saat gempa terjadi, memperlihatkan lampu gantung bergoyang, air kolam berombak, serta warga berlarian keluar rumah.

Beberapa pengguna juga memuji kecepatan informasi dari BMKG yang hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 menit untuk mengumumkan lokasi dan kekuatan gempa. Hal ini membantu masyarakat untuk segera menilai situasi dan menghindari penyebaran berita bohong.


Langkah-Langkah Mitigasi Pasca Gempa

Pemerintah daerah bersama relawan kebencanaan kini berfokus pada tiga hal utama pascagempa:

  1. Evaluasi Struktur Bangunan — Pemeriksaan gedung-gedung publik, sekolah, dan rumah sakit untuk memastikan keamanan sebelum digunakan kembali.

  2. Dukungan Psikososial — Tim relawan memberikan pendampingan bagi warga, terutama anak-anak dan lansia yang mengalami trauma.

  3. Edukasi Kebencanaan — Sosialisasi ulang terkait cara menghadapi gempa bumi Sulawesi Utara berikutnya, termasuk jalur evakuasi dan titik kumpul aman.

Kepala BPBD Sulawesi Utara, Hendrik Tamboto, menyampaikan bahwa masyarakat di wilayah pesisir diminta tidak kembali ke rumah terlalu cepat sebelum dinyatakan aman dari gempa susulan.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memastikan situasi sudah stabil. Warga juga diminta menyiapkan tas darurat di rumah masing-masing,” ujarnya.


Kondisi Terkini dan Upaya Pemulihan

Hingga pukul 17.00 WITA, BMKG mencatat tiga kali gempa susulan dengan magnitudo antara 3,5 hingga 4,1. Semua gempa susulan tersebut tidak menimbulkan kerusakan tambahan. Aktivitas masyarakat di Kota Manado dan sekitarnya mulai kembali normal sore hari.

Tim PLN, PDAM, dan Telkom juga telah memulihkan sebagian besar layanan publik yang sempat terganggu. Sementara itu, Dinas Sosial menyiapkan dapur umum di beberapa titik pengungsian di Kecamatan Tahuna dan Melonguane untuk menyalurkan makanan kepada warga yang rumahnya rusak.

Pemerintah pusat melalui BNPB juga berencana mengirim bantuan logistik tambahan berupa tenda darurat, selimut, dan obat-obatan. Presiden Republik Indonesia menyampaikan duka dan keprihatinan atas musibah tersebut, serta meminta seluruh kementerian terkait membantu proses pemulihan.


Kesimpulan

Peristiwa gempa bumi Sulawesi Utara bermagnitudo 6,7 ini menjadi salah satu pengingat betapa pentingnya kesiapan menghadapi bencana di wilayah rawan gempa. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, dampak psikologis dan kerusakan infrastruktur tetap menjadi perhatian serius.

BMKG, pemerintah daerah, serta masyarakat diharapkan dapat terus berkolaborasi dalam memperkuat sistem mitigasi dan mempercepat respon tanggap darurat di masa mendatang. Dengan kesadaran kolektif, diharapkan setiap bencana bisa dihadapi dengan lebih tenang dan minim risiko.

Jangan lupa membaca artikel viral lainya.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *