Gempuran Udara AS–Inggris di Yaman 2025: Puluhan Houthi Tewas dan Infrastruktur Hancur
Pada awal 2025, gempuran udara AS–Inggris di Yaman 2025 menjadi salah satu peristiwa penting yang menyedot perhatian dunia internasional. Serangan yang dilancarkan oleh koalisi dua negara tersebut ditujukan kepada posisi milisi Houthi, kelompok bersenjata yang telah lama terlibat konflik dengan pemerintah Yaman dan sejumlah pihak regional. Meski operasi udara ini menuai respons beragam, satu hal pasti: dinamika keamanan di kawasan Timur Tengah kembali mengalami gejolak besar.
Serangan yang dilakukan secara terkoordinasi itu dilaporkan menyasar beberapa infrastruktur yang disebut koalisi sebagai aset militer Houthi. Pemerintah AS dan Inggris menyatakan bahwa serangan ini merupakan bentuk respons terhadap rangkaian ancaman dan tindakan kelompok tersebut yang dianggap mengganggu stabilitas kawasan serta jalur perdagangan internasional. Dalam konteks geopolitik global, peristiwa ini menjadi babak baru yang menandai masih rapuhnya perdamaian di wilayah Semenanjung Arab.
Meskipun otoritas koalisi menyampaikan bahwa target telah dihitung sedetail mungkin untuk meminimalkan risiko terhadap warga sipil, tindakan tersebut tetap memicu kekhawatiran dari berbagai organisasi kemanusiaan. Mereka menilai bahwa eskalasi ini berpotensi memperburuk krisis kemanusiaan Yaman yang telah berlangsung bertahun-tahun. Di sisi lain, pemerintah Yaman yang diakui secara internasional menganggap tindakan koalisi adalah dukungan penting dalam menghadapi tekanan dari kelompok Houthi yang semakin agresif.
Latar Belakang Konflik yang Terus Membara
Konflik Yaman sendiri merupakan bagian dari rangkaian ketegangan yang sudah berlangsung sejak 2014. Ketika kelompok Houthi mengambil alih ibu kota Sana’a, perpecahan politik dalam negeri semakin melebar. Seiring waktu, konflik ini tidak hanya menjadi soal internal, tetapi berubah menjadi arena perebutan pengaruh antara kekuatan regional dan global.
Houthi, yang memiliki basis kuat di wilayah utara Yaman, dikenal mempunyai kemampuan militer yang tidak bisa dianggap remeh. Mereka mengembangkan kekuatan yang mencakup rudal balistik, drone, serta sejumlah kemampuan strategis lain yang kerap digunakan untuk menekan lawan politik dan militer mereka. Koalisi internasional, termasuk negara-negara Barat, melihat meningkatnya kemampuan tersebut sebagai ancaman yang harus diantisipasi.
Keputusan AS dan Inggris untuk melancarkan serangan udara pada 2025 dipicu oleh sejumlah insiden yang dinilai membahayakan keselamatan jalur laut internasional. Houthi disebut beberapa kali melakukan serangan terhadap kapal-kapal yang melintas di Laut Merah serta Teluk Aden. Insiden-insiden tersebut memaksa beberapa perusahaan logistik dunia mengalihkan jalur pelayaran, yang pada akhirnya berdampak pada rantai pasokan global.
Tujuan Operasi Koalisi dan Dampak Awal
Dalam pernyataannya, AS dan Inggris menegaskan bahwa operasi tersebut bertujuan melemahkan kemampuan militer Houthi yang berkaitan dengan peluncuran drone dan rudal terhadap kapal internasional. Setidaknya beberapa lokasi strategis yang diklaim sebagai pusat kendali dan markas operasional diserang dalam waktu singkat.
Laporan awal dari koalisi menyebutkan bahwa serangan tersebut menyebabkan puluhan anggota Houthi kehilangan nyawa. Namun, tidak ada rincian yang dijelaskan secara mendalam oleh pihak koalisi maupun oleh pihak Houthi sendiri tentang detail korban. Selain itu, sejumlah infrastruktur yang digunakan untuk mendukung operasi kelompok tersebut dilaporkan mengalami kerusakan signifikan, meski tidak menimbulkan dampak besar pada wilayah pemukiman.
Sementara itu, tokoh-tokoh Houthi mengutuk tindakan tersebut dan menyebutnya sebagai bentuk intervensi asing yang akan memicu respons balasan. Mereka menegaskan bahwa serangan udara justru memperkuat tekad mereka untuk mempertahankan apa yang mereka sebut sebagai “kedaulatan wilayah”. Pernyataan ini membuat berbagai analis keamanan memperkirakan bahwa kemungkinan eskalasi baru akan muncul dalam beberapa minggu ke depan.
Reaksi Internasional: Dari Kekhawatiran hingga Dukungan
Respons internasional terhadap serangan ini terbagi menjadi dua. Negara-negara yang selama ini memiliki hubungan strategis dengan AS dan Inggris umumnya memberikan dukungan terhadap operasi tersebut. Mereka menilai langkah itu penting untuk menjaga stabilitas jalur perdagangan dunia yang setiap hari dilintasi oleh kapal-kapal besar.
Sebaliknya, beberapa negara lain serta sejumlah organisasi kemanusiaan menyoroti risiko yang muncul akibat meningkatnya ketegangan militer. Yaman sendiri telah mengalami salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan warganya bergantung pada bantuan internasional. Kekhawatiran utama adalah bahwa serangan udara—meski diklaim tepat sasaran—berpotensi memperburuk kondisi warga sipil di daerah konflik.
Organisasi PBB menyerukan agar semua pihak kembali mempertimbangkan jalur diplomatik untuk menghindari perluasan konflik lebih jauh. Beberapa pejabat PBB juga meminta koalisi untuk memberikan akses lebih luas kepada lembaga kemanusiaan agar bantuan dapat masuk tanpa hambatan.
Situasi di Lapangan Setelah Serangan
Setelah gempuran udara tersebut, sejumlah laporan lapangan menyebutkan bahwa wilayah yang menjadi target mengalami gangguan aktivitas militer Houthi. Beberapa fasilitas komunikasi dan pusat logistik kelompok tersebut diduga mengalami kerusakan sehingga menghambat pergerakan mereka dalam jangka pendek.
Namun, Houthi tetap mempertahankan sejumlah wilayah strategis yang berada di bawah kontrol mereka. Analis keamanan memperkirakan bahwa meski kekuatan mereka terpukul oleh serangan udara, kemampuan kelompok tersebut tidak akan hilang sepenuhnya. Ini disebabkan oleh struktur organisasi mereka yang terdesentralisasi serta kemampuan mereka untuk memindahkan basis operasi ke lokasi lain.
Hal ini berarti operasi udara koalisi kemungkinan lebih bersifat menunda ancaman sesaat daripada menghilangkannya sama sekali. Banyak pengamat percaya bahwa untuk menciptakan perubahan besar dalam dinamika konflik, pendekatan diplomatik tetap menjadi jalan paling efektif.
Dampak Terhadap Jalur Perdagangan Global
Salah satu alasan utama koalisi melakukan serangan udara adalah gangguan terhadap jalur perdagangan internasional. Laut Merah merupakan salah satu jalur penting yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa. Ketika terjadi insiden terhadap kapal-kapal dagang, dampaknya meluas hingga mempengaruhi biaya logistik, harga barang, dan stabilitas ekonomi global.
Setelah serangan udara, aktivitas pelayaran di jalur tersebut sedikit meningkat karena beberapa perusahaan logistik merasa situasi sementara lebih aman. Namun, banyak pihak masih berhati-hati karena mereka menilai ancaman belum sepenuhnya hilang. Serangan balasan dari kelompok Houthi masih menjadi kemungkinan nyata.
Upaya Diplomatik yang Mulai Bergerak Kembali
Pihak PBB dan beberapa negara netral mencoba membuka kembali jalur komunikasi antara pihak-pihak yang berkonflik. Mereka menyadari bahwa operasi militer, meskipun efektif dalam jangka pendek, tidak dapat menciptakan perdamaian jangka panjang jika tidak dibarengi dialog.
Diplomasi di Yaman selalu menghadapi tantangan besar, terutama karena banyak aktor yang terlibat memiliki kepentingan berbeda. Selain pemerintah Yaman dan Houthi, terdapat pula pengaruh dari negara-negara tetangga serta kekuatan global. Semua pihak perlu mencari titik temu agar konflik ini tidak terus berkepanjangan.
Apa yang Mungkin Terjadi Selanjutnya?
Melihat dinamika beberapa minggu setelah serangan, para analis menyimpulkan bahwa konflik Yaman memasuki fase baru dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Operasi udara AS–Inggris menunjukkan bahwa kekuatan internasional masih siap turun tangan apabila ancaman terhadap kepentingan global semakin besar.
Di sisi lain, kelompok Houthi kemungkinan akan melakukan konsolidasi internal untuk menyiapkan strategi berikutnya. Mereka tidak menutup kemungkinan untuk memperkuat kembali kemampuan militer mereka melalui jalur yang tersedia.
Tetap ada harapan bahwa upaya diplomatik dapat mengarahkan konflik ke jalur penyelesaian. Namun, mengingat sejarah panjang ketegangan di Yaman, proses menuju perdamaian penuh diperkirakan akan memakan waktu lebih lama.
Jangan lupa membaca artikel viral lainya.













