Purbaya Yudhi Sadewa Soroti Stabilitas Ekonomi Nasional di Tengah Ketidakpastian Global
Di tengah gejolak ekonomi dunia yang semakin kompleks, Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), menyoroti pentingnya menjaga stabilitas ekonomi nasional. Menurutnya, kondisi global yang penuh ketidakpastian akibat perang, disrupsi rantai pasok, dan fluktuasi harga komoditas telah menimbulkan tantangan besar bagi banyak negara, termasuk Indonesia.
Namun, Purbaya menegaskan bahwa ekonomi Indonesia masih menunjukkan ketahanan yang cukup baik. “Kita harus bersyukur, karena stabilitas ekonomi nasional kita tetap terjaga di tengah tekanan global yang tinggi. Hal ini berkat sinergi kebijakan pemerintah, Bank Indonesia, OJK, dan LPS dalam menjaga fondasi ekonomi,” ujarnya dalam sebuah forum ekonomi di Jakarta.
Kinerja Ekonomi Indonesia Masih Kuat
Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan bahwa sejumlah indikator makroekonomi menunjukkan performa yang solid. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 5 persen, inflasi tetap terkendali di bawah 3 persen, dan neraca transaksi berjalan tetap sehat.
Menurutnya, faktor utama yang menjaga stabilitas ekonomi nasional adalah kemampuan pemerintah dalam mengelola kebijakan fiskal dan moneter secara seimbang. “Kita mampu menjaga daya beli masyarakat, mendukung dunia usaha, serta menahan laju inflasi. Inilah yang membuat Indonesia relatif stabil dibandingkan negara lain,” jelasnya.
Selain itu, stabilitas sektor keuangan juga berperan penting. Rasio kredit bermasalah (NPL) perbankan masih rendah, dan likuiditas perbankan tetap kuat. LPS memastikan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan terus meningkat, salah satu pilar utama dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Ketidakpastian Global Masih Jadi Tantangan
Meski demikian, Purbaya tidak menutup mata terhadap tantangan besar yang mengintai. Situasi geopolitik dunia masih belum kondusif, terutama akibat konflik di Timur Tengah dan Eropa Timur. Selain itu, perubahan arah kebijakan suku bunga oleh The Fed juga berdampak signifikan terhadap aliran modal global.
“Ketika bank sentral besar seperti The Fed menaikkan suku bunga, modal cenderung keluar dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun kita mampu mengantisipasi hal ini dengan cadangan devisa yang kuat dan fundamental ekonomi yang solid,” ungkap Purbaya.
Ia menambahkan bahwa ketahanan ekonomi suatu negara tidak hanya ditentukan oleh faktor eksternal, tetapi juga oleh seberapa kuat struktur domestiknya. Dalam hal ini, Indonesia masih memiliki pasar domestik yang besar, konsumsi rumah tangga yang tinggi, serta potensi investasi yang luas. Semua faktor tersebut menjadi bantalan kuat bagi stabilitas ekonomi nasional.
Peran LPS dalam Menjaga Kepercayaan Publik
Sebagai lembaga yang berperan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan, LPS terus memperkuat strategi perlindungan simpanan nasabah. Purbaya menjelaskan bahwa hingga saat ini, tingkat kepercayaan publik terhadap perbankan Indonesia masih tinggi.
“Kepercayaan publik adalah pondasi utama sistem keuangan. Ketika masyarakat percaya uang mereka aman di bank, maka stabilitas sistem keuangan akan terjaga. Dan ketika sistem keuangan stabil, stabilitas ekonomi nasional juga akan terjaga,” tegasnya.
LPS juga terus berinovasi dalam mekanisme penjaminan, termasuk dengan memperluas jangkauan dan mempercepat proses penyelesaian ketika terjadi kegagalan bank. Purbaya menekankan bahwa LPS tidak hanya menjadi penjamin simpanan, tetapi juga mitra dalam menjaga kesehatan perbankan nasional.
Sinergi Kebijakan Menjadi Kunci
Dalam forum yang sama, Purbaya Yudhi Sadewa menggarisbawahi pentingnya sinergi antar-lembaga dalam menghadapi dinamika ekonomi global. LPS, OJK, Bank Indonesia, dan Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Dalam menghadapi ketidakpastian global, sinergi kebijakan menjadi hal yang sangat penting. Setiap lembaga memiliki peran spesifik, namun tujuannya sama — menjaga kestabilan ekonomi dan kepercayaan publik,” ujar Purbaya.
Koordinasi lintas lembaga ini terlihat nyata saat pandemi COVID-19, di mana pemerintah bersama otoritas keuangan berhasil menjaga stabilitas sistem ekonomi nasional melalui berbagai stimulus dan kebijakan penyangga. Menurut Purbaya, pengalaman itu menjadi modal berharga dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.
Digitalisasi dan Inovasi di Sektor Keuangan
Selain fokus pada kebijakan makro, Purbaya juga menyoroti pentingnya digitalisasi dan inovasi dalam sektor keuangan. Ia menyebut, transformasi digital di sektor perbankan dapat memperkuat efisiensi, memperluas akses, serta meningkatkan daya saing.
Namun, Purbaya mengingatkan agar proses digitalisasi harus diimbangi dengan regulasi yang kuat, terutama dalam aspek keamanan data dan perlindungan konsumen. “Kita harus memastikan inovasi tidak menimbulkan risiko baru yang bisa mengganggu stabilitas ekonomi nasional,” jelasnya.
Dalam konteks ini, LPS juga beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Lembaga ini mulai mengembangkan sistem pelaporan digital yang lebih cepat dan akurat, sehingga bisa mendeteksi potensi risiko sejak dini.
Optimisme terhadap Prospek Ekonomi Indonesia
Meski situasi global masih bergejolak, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan optimisme terhadap prospek ekonomi Indonesia dalam jangka menengah. Ia menilai, dengan struktur ekonomi yang beragam dan pasar domestik yang besar, Indonesia memiliki daya tahan yang kuat terhadap tekanan eksternal.
“Selama kita konsisten menjaga kebijakan makroekonomi yang sehat dan memperkuat sektor keuangan, maka stabilitas ekonomi nasional akan tetap terjaga. Tantangan pasti ada, tapi fondasi kita sudah cukup kuat,” katanya.
Optimisme ini juga didukung oleh berbagai lembaga internasional. Bank Dunia dan IMF masih menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan prospek pertumbuhan terbaik di kawasan Asia Tenggara. Faktor konsumsi domestik, investasi infrastruktur, dan ekspor komoditas menjadi pendorong utama pertumbuhan.
Pentingnya Kebijakan yang Adaptif dan Antisipatif
Menurut Purbaya, dunia saat ini bergerak sangat cepat. Situasi geopolitik dan ekonomi bisa berubah dalam hitungan bulan, bahkan minggu. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga keuangan harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan tersebut.
“Kebijakan ekonomi harus adaptif dan antisipatif. Jangan hanya reaktif. Kita harus mampu membaca tren global dan menyesuaikan strategi untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional,” ujarnya.
Purbaya mencontohkan bagaimana pemerintah berhasil mengantisipasi dampak pandemi melalui kebijakan stimulus fiskal dan moneter yang tepat waktu. Langkah-langkah tersebut terbukti efektif menjaga daya beli masyarakat dan mencegah kontraksi ekonomi yang lebih dalam.
Menguatkan Sektor Riil dan UMKM
Selain fokus pada stabilitas makro, Purbaya juga menekankan pentingnya memperkuat sektor riil, khususnya UMKM. Menurutnya, sektor ini merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan berperan besar dalam menjaga lapangan kerja serta konsumsi domestik.
“Kalau kita ingin menjaga stabilitas ekonomi nasional, kita harus memperkuat sektor riil, terutama UMKM. Karena mereka adalah motor penggerak ekonomi di tingkat akar rumput,” jelasnya.
Purbaya mendorong agar akses pembiayaan bagi UMKM terus diperluas, baik melalui perbankan konvensional maupun lembaga keuangan digital. Ia juga menekankan pentingnya literasi keuangan agar pelaku UMKM bisa lebih cerdas dalam mengelola keuangannya.
Kesimpulan: Stabilitas Ekonomi Nasional Harus Dijaga Bersama
Menutup paparannya, Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa menjaga stabilitas ekonomi nasional bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa. Ia mengajak masyarakat, pelaku usaha, dan lembaga keuangan untuk terus berkolaborasi dalam memperkuat fondasi ekonomi Indonesia.
“Ketika semua pihak bersinergi, kepercayaan publik meningkat, dan kebijakan dijalankan dengan konsisten, maka kita akan mampu menghadapi ketidakpastian global dengan kepala tegak,” tutupnya.
Dengan pendekatan yang hati-hati, kebijakan yang terukur, serta sinergi lintas sektor, Indonesia diyakini mampu mempertahankan stabilitas ekonominya dan terus melangkah menuju pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.
Jangan lupa membaca artikel viral lainya.













