Siswa SMK Temukan Cara Baru Daur Ulang Plastik

Berita, Nasional25 Dilihat
banner 468x60

Semarang, 18 Juni 2025 — Dunia maya kembali dihebohkan oleh inovasi membanggakan dari pelajar Indonesia. Sekelompok siswa dari SMK Negeri 4 Semarang, Jawa Tengah, berhasil menciptakan metode baru daur ulang plastik menjadi bahan bangunan yang lebih kuat, murah, dan ramah lingkungan.

Temuan ini langsung menyita perhatian publik, media nasional, hingga pejabat pemerintah. Bahkan, sejumlah institusi internasional dikabarkan mulai melirik teknologi ini sebagai solusi alternatif terhadap krisis sampah plastik global.

banner 336x280

Dari Praktikum Jadi Inovasi

Penemuan berawal dari kegiatan praktikum jurusan Teknik Kimia yang dipandu oleh guru pembimbing, Bu Dini Wulandari, M.Sc.. Para siswa diminta mencari solusi atas permasalahan lingkungan di sekitar sekolah. Salah satu tim, yang berisi lima siswa kelas XII, mengangkat isu tumpukan plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang.

Setelah riset dan eksperimen selama 4 bulan, mereka berhasil menemukan cara mengolah plastik jenis LDPE (Low Density Polyethylene) dan HDPE (High Density Polyethylene) menjadi bata bangunan ringan dan tahan air, dengan mencampurkan bahan aditif alami dari sekam padi dan getah pohon jarak.

“Awalnya kami cuma ingin bikin tugas yang beda. Tapi ternyata hasilnya luar biasa,” ujar Rifqi Maulana (18), ketua tim.


Uji Kekuatan dan Efisiensi

Inovasi ini tidak hanya menarik di atas kertas. Hasil produksi bata plastik mereka telah diuji oleh Dinas PU dan Laboratorium Material Universitas Diponegoro. Hasilnya:

  • Kekuatan tekan: 1,5 kali lebih kuat dari bata merah biasa

  • Tahan air dan rayap: Sangat ideal untuk daerah banjir

  • Bobot: 30% lebih ringan

  • Biaya produksi: Rp600 per buah (jauh lebih murah dari bata konvensional)

Hasil ini membuat para ahli menyebutnya sebagai “bahan bangunan masa depan dari tangan anak bangsa”.


Viral di Media Sosial dan Pameran

Presentasi proyek ini saat digelar di Pameran Inovasi Pelajar Jawa Tengah 2025 sontak menjadi viral setelah video penjelasan Rifqi diunggah ke TikTok oleh salah satu pengunjung. Dalam 24 jam, video tersebut ditonton lebih dari 15 juta kali dan memicu gelombang pujian.

Netizen menyebut tim ini sebagai “Engineer muda Indonesia”, dan banyak yang menuntut agar teknologi ini bisa diproduksi secara massal untuk solusi perumahan murah.


Dampak Nyata di Lapangan

Saat ini, hasil bata plastik buatan mereka telah digunakan secara terbatas untuk membangun pos ronda dan rumah kompos di area sekolah. Selain itu, proyek kerja sama dengan komunitas bank sampah lokal sedang berjalan untuk memanfaatkan plastik rumah tangga sebagai bahan baku.

“Sampah plastik yang tadinya kami buang, sekarang bisa jadi uang,” kata Bu Rini, Ketua Bank Sampah Sari Asri di daerah Ngaliyan.


Dukungan Pemerintah dan Industri

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pendidikan menyatakan akan memfasilitasi paten inovasi ini dan mendanai tahap pengembangan skala kecil menengah. Beberapa perusahaan material bangunan lokal juga tertarik menjajaki lisensi produksi.

“Inovasi anak-anak ini menjawab dua masalah sekaligus: limbah plastik dan akses bahan bangunan murah,” ujar Gubernur Jateng dalam sambutannya di acara penghargaan.


Belajar dari Lingkungan, Untuk Lingkungan

Inovasi ini menjadi contoh konkret bagaimana pendidikan vokasi bisa bersinergi dengan isu lingkungan dan kebutuhan sosial. Tak hanya mendaur ulang plastik, para siswa juga menanamkan kesadaran ekologi melalui edukasi di sekolah dasar dan kampanye #PlastikPositif yang mereka galakkan.

“Kami ingin anak muda tidak cuma buang plastik, tapi ubah jadi solusi,” ucap Yuliana Sari, anggota tim yang bertugas di bagian riset komposisi bahan.


Langkah Selanjutnya

Rencana jangka pendek tim ini adalah membangun mini workshop produksi bata plastik skala RW dan membuka pelatihan gratis bagi pelajar dan warga yang ingin belajar. Dalam jangka panjang, mereka bermimpi proyek ini bisa jadi startup sosial yang memberdayakan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan.

“Kami sudah kasih nama: PLASTRO (Plastic to Resource). Semoga bisa berkembang,” kata Rifqi optimis.


Penutup: Masa Depan di Tangan Anak Muda

Kisah siswa SMK Negeri 4 Semarang ini membuktikan bahwa masa depan Indonesia cerah di tangan generasi muda yang peduli dan kreatif. Inovasi mereka tak hanya jadi solusi teknis, tapi juga simbol harapan bahwa pendidikan bisa jadi ujung tombak perubahan.

Dari ruang praktikum sederhana, lahirlah gagasan besar yang bisa menyelamatkan bumi.

Jangan lupa membaca artikel viral selanjutnya.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *